Puskesmas Pancoran Jadi Lokasi Monev Terpadu Penerapan SPM Kesehatan oleh Tim Sekretariat Bersama SPM Nasional Kemendagri
Jakarta, 20 Oktober 2025 - Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta beserta jajaran menerima kunjungan dari Sekretariat Bersama Tim Penerapan SPM Nasional Kementerian Dalam Negeri. Kunjungan ini dalam rangka melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Penerapan Terpadu Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang bertempat di Puskesmas Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, pada (20/10). Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Nuniek Ria Sundari, Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Kota Administrasi Jakarta Selatan Yudi Dimyati, Koordinator Substansi Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Bina Bangda Kemendagri) Arifin Efendi Hutagalung, Anggota Sekretariat Bersama Tim Penerapan SPM Nasional dari Kementerian dan Lembaga, perwakilan dari Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi DKI Jakarta, serta Kepala Puskesmas Pancoran Sri Lenita beserta jajaran.
Kasudinkes Jakarta Selatan Yudi Dimyati menyampaikan bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan merupakan tujuan bagi pemerintah daerah kabupaten kota dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal termasuk di Jakarta.
“Untuk capaian SPM tahun 2025, tentunya masih dalam proses. Saat ini pencapaian SPM sudah mencapai kategori tuntas, namun berdasarkan proyeksi yang telah dibuat, kita harapkan di akhir tahun seluruh SPM baik tingkat provinsi dan kabupaten kota dapat mencapai kategori tuntas paripurna” ucapnya.
Ia juga menambahkan Pencapaian SPM Dinas Kesehatan sampai triwulan ini telah mencapai IPC SPM 80,71% untuk SPM Provinsi dan 87,65% untuk SPM Kabupaten Kota.
“Dinas Kesehatan masih terus berproses untuk meningkatkan capaian SPM, baik pelayanan maupun mutu layanan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan masyarakat yang sehat di Provinsi Jakarta” pungkas Kasudinkes Yudi.
Koordinator Substansi Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Bina Bangda Kemendagri) Arifin Efendi Hutagalung menyampaikan 12 jenis pelayanan SPM ini dari ibu hamil, bayi baru lahir maupun dari orang yang terduga beresiko HIV agar bisa dioptimalkan hingga 100%. Ia juga memberikan apresiasi terhadap capaian dan inovasi yang dilakukan oleh Puskesmas Pancoran.
“Kami melihat pelayanan di Puskesmas Pancoran sangat bagus, saya usulkan semua pelayanan yang ada di Puskesmas Pancoran berjalan rutin dan menjadi contoh yang bisa diterapkan di wilayah lain. Terutama layanan bagi bayi baru lahir dan pemantauan ibu pasca-melahirkan selama satu minggu kedepan. Inovasi seperti ini diharapkan bisa diterapkan di seluruh wilayah Jakarta Selatan dan bahkan di tingkat provinsi,” ujarnya.
Kepala Puskesmas Pancoran, Sri Lenita turut memaparkan capaian pelaksanaan 12 indikator SPM bidang kesehatan yang mencakup pelayanan kesehatan anak sekolah, skrining kesehatan usia produktif, pelayanan bagi lansia, serta perawatan bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Beberapa kegiatan unggulan yang dijalankan meliputi berbagai layanan kesehatan yang menyentuh seluruh kelompok usia. Untuk anak sekolah, dilakukan pemeriksaan kesehatan serta edukasi agar mereka terbiasa menjaga kebersihan dan pola hidup sehat sejak dini. Pada usia produktif, kegiatan difokuskan pada skrining kesehatan guna mendeteksi risiko penyakit lebih awal. Sementara itu, bagi lansia, diselenggarakan berbagai program seperti senam lansia, layanan hipertensi, kunjungan rumah, serta fasilitas JakCare gratis untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Layanan juga diberikan kepada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) melalui pengobatan rutin dan kegiatan pendukung agar mereka tetap dapat beraktivitas secara produktif. Selain itu, terdapat pula Pasukan Pink, yang memberikan pelayanan prioritas bagi ibu nifas sebagai bentuk perhatian terhadap kesehatan ibu pasca-melahirkan.
Sebagai bagian dari kegiatan Monev, dilakukan peninjauan langsung ke berbagai layanan di Puskesmas Pancoran. Rombongan meninjau pelayanan kesehatan ibu dan anak di lantai 3 yang mencakup pemeriksaan kehamilan, USG, dan pemantauan tumbuh kembang anak. Kemudian berlanjut ke layanan HIV, serta ke lantai 2 yang menyediakan layanan bagi dewasa dan lansia.
Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi ini, diharapkan penerapan SPM bidang kesehatan di DKI Jakarta dapat terus meningkat, memastikan seluruh masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar secara optimal, merata, dan berkelanjutan. [AA/LL]