Diseminasi Data Surveilansi Gizi 2025, Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor untuk Tingkatkan Status Gizi Masyarakat Jakarta
Jakarta, 10 November 2025 - Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menggelar kegiatan Diseminasi Informasi Data Hasil Surveilansi Gizi Tahun 2025 sebagai upaya memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam meningkatkan status gizi masyarakat Jakarta untuk pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting. Acara yang berlangsung ini dihadiri oleh Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim, para Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten Administrasi, perwakilan organisasi profesi, akademisi, mitra pembangunan, TP PKK, serta tenaga kesehatan dari berbagai wilayah Jakarta.
Dalam sambutannya, Ali Maulana Hakim menekankan pentingnya data yang akurat dan terverifikasi sebagai dasar pengambilan kebijakan yang efektif dan tepat sasaran.
“Kita tidak bisa membuat kebijakan tanpa data yang benar. Data yang salah bisa membuat kebijakan kita keliru dan berdampak pada masyarakat. Karena itu, hasil surveilans gizi ini harus digunakan secara cermat dan bersama-sama,” ujar Askesra Ali di Manhattan Hotel, Jakarta Selatan, Senin (10/11).
Beliau juga menyoroti perbedaan karakteristik gizi masyarakat perkotaan dan pedesaan yang perlu menjadi perhatian dalam perumusan kebijakan gizi di ibu kota.
“Di kota, tantangan kita berbeda. Pola makan cepat saji, minuman tinggi gula, dan gaya hidup kurang sehat menjadi risiko yang perlu diantisipasi sejak dini,” tambahnya.
Selain itu, Asisten Kesejahteraan Rakyat juga menegaskan bahwa perbaikan gizi bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan, melainkan perlu keterlibatan seluruh pihak yaitu pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, media, serta masyarakat.
Kegiatan ini menjadi sarana berbagi informasi, praktik baik, dan pembelajaran dari hasil surveilans gizi yang telah dilakukan di seluruh wilayah Jakarta. Data yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy), terutama dalam menghadapi tantangan gizi seperti stunting, anemia, gizi kurang, dan obesitas.
“Kita jadikan kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tapi momentum untuk beramal dan berkontribusi nyata bagi masyarakat. Karena kebijakan yang tepat akan berdampak langsung pada kualitas hidup warga Jakarta,” tutur Ali menutup sambutannya.
Acara ini juga diadakan sesi diskusi dengan mendatangkan narasumber dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta Fahrisal selaku Kepala Seksi Gizi dan KIA, dari Kementerian Kesehatan RI, Dahlan Choeron selaku Manajer Direktorat Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas. Melalui kegiatan ini, diharapkan Dinas Kesehatan bersama para mitra pembangunan dapat semakin memperkuat sinergi dalam mewujudkan masyarakat Jakarta yang sehat, cerdas, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045. [AA/RF]
