blog-img-10

Keterangan : ASI Terbukti Baik Bagi Bayi Prematur

Posted by : Administrator

ASI Terbukti Baik Bagi Bayi Prematur

Sobat Sehat,

Bayi prematur merupakan bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Masalah utama dari kelahiran dininya ini ialah belum matang atau imaturitasnya dari seluruh sistem organ tubuhnya, sehingga umumnya setelah lahir sang bayi prematur akan dirawat di ruang intensif khusus bayi baru lahir (Neonatal Intensive Care Unit-NICU). Di NICU, kondisi bayi akan terus dipantau proses perkembangannya, serta bayi dikondisikan seperti ketika di dalam Rahim sang ibu.

Bayi ini diawasi langsung oleh Tim Unit Neonatal yaitu para Dokter, Perawat dan Tenaga Kesehatan yang berkompeten dibidang ini. Prosesnya dimulai dari resusitasi, dimana 30 detik pertama pasca lahir, sang bayi prematur distabilkan kemampuan bernafas menggunakan alat bantu nafas. Alat bantu nafas yang digunakan bisa non invasif hingga yang invasif. Setelah itu  perawatan dilanjutkan di ruang NICU, untuk mendapatkan dukungan nutrisi, oksigen, stimulasi, kekebalan dan kehangatan. Untuk sang ibu yang terpisah dari bayinya, bisa memberikan dukungan dengan tetap memberikan ASI bagi bayi prematurnya.

Teruntuk Ayah dan Bunda,  ASI ialah nutrisi terbaik untuk semua bayi, terlebih bagi bayi prematur. ASI tidak hanya menjadi sumber nutrisi namun juga sumber faktor kekebalan tubuh dan pertumbuhan bagi bayi prematur. Namun demikian, tidak semua bayi prematur dapat langsung menghisap ASI dari ibunya, terlebih jika bayi belum stabil. Proses menyusui membutuhkan refleks menghisap, menelan, serta bernapas yang berkordinasi dengan baik. Bayi prematur yang lahir dengan usia kehamilan lebih dari 36 minggu, yang sudah memiliki refleks tersebut dengan baik.

 

Lantas Bagaimana Dengan Bayi Prematur Yang Lebih Muda?

Ini yang perlu diketahui bahwa bayi prematur yang lebih muda, belum memiliki koordinasi refleks menghisap dan menelan dengan sempurna. Begitu pula dengan sistem saluran cerna sang bayi. Disinilah dibutuhkan dukungan semua pihak terkait perawatan sang bayi prematur, terlebih dukungan nutrisinya. Strategi pemberian ASI agar dapat diupayakan secara optimal, harus disusun dan dilaksanakan karena ASI sudah tidak diragukan lagi keunggulannhya dalam segala hal. Tidak hanya nilai nutrisinya, tetapi kandungan antibodi yang penting untuk mencegah dan melawan infeksi.

Strategi yang dilaksanakan saat sang bayi prematur mulai stabil sistem napas dan sirkulasi darahnya adalah dengan memberikan ASI sedini mungkin. Pada fase ini pemberian ASI belum untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya, melainkan bertujuan untuk merangsang fungsi ususnya yang masih prematur. ASI merupakan satu-satunya pilihan yang paling aman, karena nutrisi selain ASI akan meningkatkan risiko terjadinya gangguan usus yang disebut sebagai entero kolitis nekrotikans (EKN) yang amat fatal.

 

Banyak ASI yang Dibutuhkan dan Dukungan Sang Ayah

Pemberian ASI secara dini tidak memerlukan jumlah yang banyak, yakni dimulai dari 10 mL per kg berat badan per hari, kemudian ditingkatkan sesuai toleransinya sampai mencapai 25 mL per kg berat badan per hari. Setelah mencapai volume tersebut, apabila toleransinya baik, baru ASI diberikan untuk kebutuhan nutrisi secara bertahap hingga mencapai volume sekitar 150 mL per kg berat badan.

Untuk Ayah sebagai sang suami, dukungan untuk ibu merupakan kunci utama keberhasilan pemberian ASI pada bayi prematur. Prinsip pertama ialah memompa ASI dengan benar, rutin, dan konsisten. Mulai dari tetes awal keluarnya ASI yang disebut kolostrum sampai tetes demi tetes selanjutnya.

Kesabaran ibu untuk memerah ASInya merupakan modal utama. Cara memerah atau memompa ASI yang benar akan menciptakan pasokan ASI yang cukup, semakin sering dipompa dengan benar maka akan menghasilkan produksi yang banyak pula. Pompalah ASI setiap 2 – 2,5 jam sehari, di luar jam istirahat atau tidur ibu sekitar 4 – 5 jam sehari. Upayakan memompa konsisten sehari 6 – 8 kali, dengan lamanya memompa sekitar 100 menit.

Prinsip kedua ialah ibu harus sepenuhnya ikhlas menerima kelahiran bayinya secara prematur, hindari rasa stres yang mengganggu, tanamkan rasa optimis, percaya diri bahwa tim berusaha keras untuk menolong sang bayi, dan ibu merupakan bagian dari tim tersebut. Tentunya dalam menjalani hal ini dibutuhkan dukungan keluarga terutama sang suami.  Sangat dianjurkan para ibu untuk berkonsultasi dengan konselor laktasi di rumah sakit tempat ibu melahirkan bayinya. Semoga keberadaan ibu dalam tim yang merawat sang bayi prematur merupakan bagian dari kunci sukses perawatan sang bayi prematur sehingga tercapai pertumbuhan dan perkembangan bayi.

 

Source: Ikatan Dokter Anak Indonesia; DR. Dr. Toto Wisnu Hendrarto, Sp.A(K), DTM&H

Photo: Google Images

 

 

Kembali

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jl. Kesehatan No 10
Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
DKI Jakarta 10160

    Kontak

  • +62213451338
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    +62 822-1388-8006 (Hotline)
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    dinkes@jakarta.go.id

Media Sosial

   Sitemap