Seminar Pekan Menyusui Sedunia 2025, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Tekankan Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif untuk Tumbuh Kembang Anak
Jakarta, 28 Agustus 2025 - Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan Pekan Menyusui Sedunia 2025 melalui seminar yang mengangkat tema “Prioritaskan Menyusui: Lindungi dan Dukung Secara Berkelanjutan oleh semua Pihak”, Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan dalam meningkatkan cakupan ASI Eksklusif. Hadir dalam kegiatan ini Asisten Kesejahteraan Masyarakat (Askesra) Setda Provinsi DKI Jakarta Ali Maulana Hakim, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati, Ketua IV Bidang Kesehatan Keluarga dan Lingkungan TP PKK Provinsi DKI Jakarta Suni Sigit Wijatmoko, Para Ketua Organisasi Profesi Kesehatan serta Para tenaga kesehatan, kader, dan pegiat ASI.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati menyampaikan bahwa hari ini kita berkumpul dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Sedunia untuk mendukung dan mempromosikan praktik menyusui sebagai pondasi penting bagi kesehatan ibu dan anak dan ditahun 2025.
“ASI Eksklusif merupakan salah satu indikator utama dalam upaya penurunan stunting. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun atau lebih terbukti memberikan manfaat luar biasa bagi tumbuh kembang anak” ungkap Kadis Kesehatan Ani di Ruang Aula Gedung Dinas Teknis, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
Ia menegaskan, ASI adalah nutrisi terbaik yang mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit, mendukung perkembangan otak, dan menjadi fondasi kuat bagi masa depan anak.
“Kegiatan Pekan Menyusui Sedunia tahun ini diharapkan menjadi motor penggerak dukungan semua pihak dalam mensukseskan pemberian ASI Eksklusif dengan peran sesuai tugas dan fungsinya masing-masing” pungkasnya.
Sementara itu, Asisten Kesejahteraan Masyarakat (Askesra) Setda Provinsi DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim, menekankan bahwa keberhasilan menyusui bukan hanya tanggung jawab seorang ibu, melainkan perlu dukungan dari semua pihak.
“Menyusui tentu bukan hanya tanggung jawab ibu saja. Kualitas ASI sangat dipengaruhi banyak faktor, mulai dari suasana hati, lingkungan keluarga, hingga kondisi tempat tinggal dan kerja. Karena itu, seluruh perangkat daerah diminta untuk ikut mendukung agar ibu menyusui mendapat perlakuan yang baik dan asupan gizi yang cukup,” ujar Ali.
Askesra Ali juga mengingatkan pentingnya keterlibatan lintas sektor, termasuk dunia usaha dan swasta dalam menyiapkan ruang laktasi di tempat kerja.
“Kami mengingatkan kembali kepada para pengusaha, kantor pemerintah, maupun pihak swasta untuk menyiapkan ruang laktasi. Hal ini menjadi bentuk nyata dukungan agar ibu bisa menyusui dengan nyaman, sehingga tumbuh kembang anak tidak terganggu,” tambahnya.
Dalam seminar ini juga menghadirkan narasumber diantaranya dari Direktorat Pelayanan Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan oleh Yuni Bahraini yang menyampaikan materi mengenai Kebijakan Nasional Dukungan Keberhasilan Menyusui. Narasumber Nia Umar dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) yang membawakan materi Kode Internasional tentang Marketing Produk Pengganti ASI, Resolusi WHA & Kebijakan Nasional tentang Pemberian ASI dan Narasumber Dyah Yuniar dari Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) yang menyampaikan materi mengenai Prioritaskan Menyusui:
Situasi Terkini & Telekonseling.
Kegiatan ini diharapkan memberikan keluaran yang mendukung implementasi menyusui di seluruh tatanan masyarakat, diantaranya penerapan kebijakan ramah ASI, penyediaan ruang laktasi di fasilitas kesehatan, penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) harus benar-benar diterapkan di Puskesmas, Rumah Sakit maupun fasyankes lainnya, pelatihan konselor menyusui, serta penguatan peran keluarga dan komunitas seperti kelompok pendukung ibu menyusui (KP Ibu), Kelompok Pendukung PMBA serta kelas Ibu Hamil/ Ibu Menyusui. [AA]
