blog-img-10

Keterangan : Awas! Penyakit ini Mengintai di Musim Penghujan

Posted by : Administrator

Awas! Penyakit ini Mengintai di Musim Penghujan

Sejak Desember 2021 hingga sekarang, Indonesia mengalami curah hujan yang cukup tinggi. Apa yang terjadi? Di beberapa tempat khususnya di DKI Jakarta, timbul genangan air hingga banjir di beberapa titik wilayah. Musim penghujan membuat kita wajib waspada dengan serangkaian penyakit yang siap menyerang, jika kita tidak mengetahuinya.

“Musim penghujan ini selain memang Demam Berdarah Dengue yang ditakutkan, adalagi penyakit-penyakit yang bisa menular melalui air tentunya,” papar dr. Rosvita Nur Aini, Sub Koordinator Urusan Penyakit Menular Tular Vektor dan Zoonosis (PMTVZ) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Menurut dr. Rosvita, setidaknya ada empat penyakit yang perlu diwaspadai, agar ke depannya tak hanya diri sendiri, tetapi orang-orang di sekitar kita juga terhindar dari penyakit ini.

 

Diare

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi di Indonesia, terutama pada bayi dan anak-anak. Biasanya, Diare akan membuat penderita merasakan perut yang tidak nyaman dan buang air besar yang lebih sering dari biasanya, dengan kondisi tinja encer.

Meski diare dapat berlangsung singkat, ada kalanya pula diare dapat berlangsung selama beberapa hari. Dalam beberapa kasus, diare juga dapat terjadi hingga berminggu-minggu.  Diare umumnya terjadi akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang tercemar virus, bakteri, atau parasit. Di antaranya timbul akibat Bakteri Salmonella dan Escherichia Coli yang membuat pencernaan terganggu. Bakteri ini biasanya timbul akibat kebiasaan tidak menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selain itu, makanan dan minuman yang tidak higienis juga menjadi penyebab bersarangnya bakteri tersebut.

Patut diketahui, diare juga dapat menjadi salah satu gejala COVID-19. Jika Anda atau anak Anda mengalami diare, terutama jika disertai dengan demam, sakit kepala, atau hilang penciuman, lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan kondisi tersebut.

Gejala yang timbul ketika kita terkena Diare adalah merasakan perut yang mulas, melilit, intensitas buang air besar sangat sering dan kotoran cair serta susah menahan buang air besar. Selain itu penderitanya akan meraskan pusing, lemas, kulit dan bibir kering akibat kekurangan cairan.

Untuk mencegah dehidrasi, penderita diare dapat meminum cairan elektrolit, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. Selain itu, mengkonsumsi makanan lunak, suplemen probiotik, dan obat anti diare, serta zinc yang mudah didapatkan di apotek, juga disarankan untuk mempercepat pemulihan diare dan mencegah diare berulang.

 

Hepatitis A

Hepatitis A menjadi salah satu penyakit yang puncaknya terjadi ketika musim penghujan. Biasanya, orang yang terkena penyakit ini akan mengalami demam, lelah, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, mata menjadi kuning dan urin menjadi kecoklatan. Healthies, Hepatitis A merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A dan sangat mudah ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus tersebut. Hepatitis A akan sembuh dengan sendirinya karena sistem kekebalan tubuh penderita akan membunuh virus tersebut. Pengobatan yang diberikan hanya untuk meringankan gejala sambil menunggu penyakit sembuh.

Hepatitis A jarang berakibat fatal, tetapi pada kasus yang jarang terjadi, kondisi ini bisa menyebabkan gagal fungsi hati. Sedangkan pada ibu hamil, Hepatitis A dapat memicu kelahiran prematur dan kerusakan hati pada bayi.

Gejalanya akan muncul beberapa minggu setelah virus masuk ke tubuh. Reaksi yang timbul adalah munculnya penyakit kuning, demam, serta mual dan muntah. Bahayanya, jika kita mengunjungi daerah yang sedang banyak kasus Hepatitis A, maka kita beresiko besar terpapar virus ini.

Cara untuk mencegah Hepatitis A adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Selain itu, pastikan mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah matang. Selain itu, pencegahan juga bisa melalui Vaksinasi Hepatitis A yang dapat diberikan antara usia 2–18 tahun sebanyak dua kali dengan jeda 6–12 bulan.

 

Infeksi Saluran Pernafasan Akut [ISPA]

ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan infeksi yang memengaruhi saluran hidung dan tenggorokan. Penyakit satu ini sering timbul ketika musim penghujan apalagi situasi kelembaban udara di sekitar penderita sangat tinggi. Selain itu, ISPA juga timbul karena kekebalan tubuh berkurang akibat cuaca yang ekstrim. ISPA juga biasanya sering terjadi pada anak-anak dengan beberapa faktor risiko yang menjadi penyebabnya antara lain kurangnya pemberian ASI eksklusif, gizi buruk, BBLR serta kepadatan penduduk. Tapi jangan khawatir Healthies! Beberapa penyakit ISPA yang terserang virus, biasanya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa harus mengonsumsi antibiotik.

Gejala yang timbul, biasanya nyeri tenggorokan dan pilek, batuk berdahak, kadang disertai demam hingga berakibat sesak nafas akibat infeksi akut yang mengenai jaringan paru atau peradangan paru. Penyakit ini menular sangat cepat, terutama melalui droplet dari penderita ISPA. Meskipun ISPA bisa sembuh, sebaiknya segera berobat ke Faskes terdekat.

ISPA sendiri sebenarnya bisa dicegah dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk anak-anak, tentu makan makanan bergizi seimbang, konsumsi air minum yang banyak dan istirahat cukup. Selain itu, mengadaptasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat juga menjadi pencegahan terbaik, seperti mencuci tangan dengan menggunakan sabun untuk meminimalisir virus yang mungkin menempel di tangan.

 

Leptospirosis

Leptospirosis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan bakteri Leptospira Sp, yang biasanya terkandung di air kencing hingga darah dari hewan penular. Sumber penularan Leptospirosis yaitu anjing, kucing, babi, kambing, sapi dan hewan penular paling sering adalah hewan pengerat seperti tikus. Di musim hujan saat ini, biasanya akan timbul genangan air hujan di jalan, trotoar bahkan di rumah akibat banjir atau saluran air buangan yang tidak lancar dan dalam genangan air tersebut mungkin terdapat air kencing tikus yang bisa mengontaminasi air banjir dan tanah. Selain itu, lingkungan yang hangat cenderung panas di Indonesia, membuat bakteri ini dapat bertahan lama hingga berbulan-bulan. Bakteri Leptospira bisa masuk ke tubuh melalui luka/lecet serta pori-pori tubuh. Selain itu darah, urin atau cairan tubuh lain juga bisa menjadi media penularan leptospirosis, sehingga penggunaan APD saat bekerja pada orang-orang yang bertugas di kebersihan seperti petugas sampah, petugas taman, dll menjadi sangat penting untuk menghindari masuknya bakteri ke dalam tubuh.

Gejala Leptospirosis memiliki variasi gejala klinis yang luas dan dapat menimbulkan kematian, serta memiliki kemiripan dengan gejala lain seperti Demam Berdarah. Gejala yang timbul pada Leptospirosis ringan (faseanikterik) menunjukkan gejala demam akut dengan atau tanpa sakit kepala disertai nyeri otot, lemah (malaise) dengan atau tanpa mata merah tanpa kotoran mata(conjungtival suffusion) dan ada riwayat kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi Leptospirosis. Pada Leptospirosis berat menunjukkan gejala nyeri betis,kuning (icterus), air kencing sedikit (oliguria) / tidak keluar air kencing (anuria), terdapat tanda perdarahan, sesak nafas, detak jantung tidak teratur (aritmia), batuk dengan atau tanpa keluar darah (hemoptisis) dan ruam kulit.

Penyakit ini harus diwaspadai, jika mengalami gejala-gejala leptospirosis baik gejala ringan maupun berat dan riwayat terpapar dengan air banjir, tanah becek atau lumpur dalam 2 minggu sebelum sakit, maka segera berobat ke Puskesmas atau sarana kesehatan terdekat, karena di fase awal penyakit ini dapat disembuhkan dengan antibiotik namun jika sudah mengalami infeksi parah, dapat mengakibatkan kematian.

Pencegahan Leptospirosis

Pencegahan terbaik adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Selain itu ada pula tips pencegahan lainnya meliputi:

- Menjaga kebersihan lingkungan dengan membuat sanitasi yang bagus

- Selalu membersihkan rumah agar hewan pengerat ini tidak datang

- Mencuci tangan dengan menggunakan sabun sesudah bekerja di sawah kebun, area pembuangan sampah, selokan dan tempat tercemar lainnya

- Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus

- Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah dan penampungan air

- Meningkatkan perangkap tikus

- Menutup luka dan lecet dengan perban kedap air sebelum bersentuhan dengan tanah, lumpur atau air yang mungkin dicemari kencing binatang

- Melindungi kaki dengan menggunakan sepatu boot bila melalui daerah banjir atau bekerja di area tanah basah atau berlumpur

- Serta mencegah agar tidak bermain air banjir (terutama anak-anak).[prm/humas]

 

Sumber: Sub Koordinasi Urusan Penyakit Menular Tular Vektor dan Zoonosis (PMTVZ), Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)  Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

 

 

Kembali

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jl. Kesehatan No 10
Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
DKI Jakarta 10160

    Kontak

  • +62213451338
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    +62 822-1388-8006 (Hotline)
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    dinkes@jakarta.go.id

Media Sosial

   Sitemap