Ketahui Penyakit Diabetes Melitus pada anak dan remaja
Sobat Sehat!
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang sifatnya kronis, terutama berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak. Pada anak dikenal 2 jenis diabetes yang paling banyak dijumpai, yaitu DM tipe-1 dengan jumlah kadar insulin rendah akibat kerusakan sel beta pankreas dan DM tipe-2 yang disebabkan oleh resistensi insulin, walaupun kadar insulin dalam darah normal.
_Faktor penyebab utama DM tipe-1 adalah faktor genetik dan autoimun, sedangkan pada DM tipe-2 biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kegemukan._
Gejala
Perlu diketahui mom! Gejala klinis Diabetes melitus [DM] pada anak seperti anak terlalu banyak makan, terlalu banyak minum dan sering buang air kecil. Selain itu, tanda-tanda fisik lainnya adalah berat badan menurun, terlihat lelah, ngompol, infeksi jamur, luka yang sulit sembuh, kaburnya penglihatan, kulit terasa gatal dan kering, hingga rasa kebal dan kesemutan di kaki. Masalahnya adalah, sering kali gejala ini tidak terlalu timbul secara jelas, sehingga diagnosis DM sering terlewatkan. Ketika sudah parah, anak bisa mengalami yang dinamakan dengan “Kegawatan Diabetes” dengan keluhan seperti nyeri perut, sesak nafas, muntah berulang, dehidrasi, hingga penurunan kesadaran.
Pengobatan
Diketahui bahwa pada anak, DM tipe 1 merupakan jenis DM yang paling sering ditemukan. DM tipe 1 bergantung pada penggunaan insulin sebagai terapi utama. Selain itu, orang tua juga perlu melakukan pengaturan makan pada anak, menjaga perubahan berat badan dan ajak anak untuk melakukan olahraga secara teratur. Anak dengan diabetes tipe 1 memerlukan pengobatan seumur hidup sampai dewasa. Sehingga orang tua dan anak harus paham dengan kondisi tersebut agar anak sebagai pengidap dapat tumbuh kembang secara optimal.
Berbeda dengan DM tipe-1 yang tidak bisa dicegah, kejadian DM tipe -2 pada anak dapat dicegah atau ditunda dengan pola diet seimbang dan olahraga yang teratur. Semakin banyak yang memahami tentang DM pada anak, diharapkan kewaspadaan orang tua, guru, dan komunitas terhadap DM semakin meningkat sehingga penanganan penyakit ini dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Pada akhirnya, anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik layaknya anak sehat lainnya.
Sumber: UKK Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia