blog-img-10

Keterangan : Kenali Gejala Rabies dan Cara Mencegahnya

Posted by : Administrator

Kenali Gejala Rabies dan Cara Mencegahnya

Rabies adalah penyakit infeksi akut yang sangat serius dan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat manusia dan hewan. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi virus rabies. Jika tidak cepat ditangani, rabies dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di beberapa negara sehingga memerlukan upaya pencegahan dan pengendalian yang efektif untuk meminimalkan risiko penularan penyakit ini kepada manusia.

Dikutip dari laman World Health Organization (WHO), Rabies adalah penyakit virus yang dapat dicegah dengan vaksin di lebih dari 150 negara dan wilayah di dunia. Rabies telah menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahun, terutama di Asia dan Afrika, 40% di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun. Di Indonesia, rabies atau yang dikenal dengan “penyakit anjing gila” masih menjadi salah satu masalah yang mengancam kesehatan masyarakat. 

Virus rabies termasuk dalam kelompok virus RNA yang dikenal sebagai Lyssavirus dan umumnya menyebar melalui saliva hewan yang terinfeksi. Hewan yang paling umum terinfeksi dan menjadi sumber penularan rabies adalah anjing, kucing, rakun, rubah, dan kelelawar. Setelah terinfeksi, virus rabies akan menyebar melalui sistem saraf pusat dan menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang. Meskipun demikian, penyakit ini dapat dicegah salah satunya dengan pemberian vaksinasi pada hewan peliharaan.

 

Gejala Rabies

Gejala awal infeksi rabies pada manusia biasanya mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, dan ketidaknyamanan umum. Namun, seiring berkembangnya penyakit, gejalanya menjadi lebih serius, termasuk kecemasan, gangguan tidur, kesulitan menelan, kebingungan, agitasi, dan gangguan neurologis seperti kejang dan kelemahan otot. Gejala rabies pada manusia umumnya berkembang secara bertahap diawali dengan masa inkubasi dan setelah itu biasanya muncul dalam empat fase:

1. Fase prodromal (gejala awal)

Fase ini berlangsung selama beberapa hari dan mirip dengan gejala penyakit flu. Gejalanya termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan ketidaknyamanan umum. Selama fase ini, seseorang mungkin juga mengalami gejala seperti gatal-gatal di tempat gigitan, sensasi tidak nyaman atau kesemutan di area gigitan.

2. Fase Sensoris (rangsangan)

Fase ini ini akan menimbulkan nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada luka gigitan, cemas dan reaksi yang berlebih terhadap rangsangan sensorik


3. Fase eksitasi (fase agitasi) 

Fase ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga satu minggu. Pada fase ini, gejala neurologis mulai muncul dan seseorang mengalami perubahan perilaku yang mencolok. Gejala yang umum terjadi meliputi kecemasan, kebingungan, agitasi, halusinasi, kesulitan tidur, kejang, dan sensitivitas terhadap rangsangan cahaya, suara, atau sentuhan. Pada beberapa kasus, orang yang terinfeksi rabies dapat menjadi sangat agresif atau mengalami kecemasan yang tak terkendali.

4. Fase paralitik (fase paralisis)

Fase ini dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Gejalanya meliputi kelemahan otot yang progresif, paralisis, koma, dan akhirnya berujung pada kematian. Selama fase ini, pernapasan dan fungsi jantung juga dapat terpengaruh, yang berkontribusi pada tingkat kematian yang tinggi pada kasus rabies.

Perlu diperhatikan! Gejala rabies pada manusia tidak selalu mengikuti pola yang sama untuk setiap individu, dan ada variasi dalam tingkat keparahan dan durasi setiap fase. Jika seseorang dicurigai terinfeksi rabies atau telah terkena gigitan hewan yang dicurigai terinfeksi, penting untuk segera mencari perawatan medis darurat di fasilitas kesehatan terdekat, karena rabies adalah penyakit yang mematikan.

 

Cara mencegah penyakit rabies

Rabies harus dicegah karena sangat berbahaya bagi manusia dan hewan. Selain itu, rabies juga memberikan dampak biaya pengobatan yang mahal bagi penderitanya dan berdampak pada sosial-ekonomi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah rabies.

Berikan vaksin pada hewan peliharaan 

Vaksinasi pada anjing, kucing, dan hewan peliharaan lainnya adalah langkah penting dalam mencegah penyebaran rabies. Pastikan hewan peliharaan kita mendapatkan vaksinasi rabies secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dokter hewan.

Waspadai gigitan hewan

Jika digigit oleh hewan, terutama hewan liar atau hewan yang tidak diketahui status vaksinasinya, segera bersihkan luka dengan sabun dan air mengalir selama 10-15 menit. Kemudian segera cari perawatan medis untuk penilaian lebih lanjut dan tindakan pencegahan yang diperlukan.

Hindari kontak dengan hewan liar 

Berhati-hatilah dalam berinteraksi dengan hewan liar, terutama yang berpotensi membawa virus rabies, seperti kelelawar, rubah, rakun, dan serigala. Jangan mencoba memegang atau menyentuh hewan liar tersebut, terutama jika mereka terlihat sakit atau berperilaku aneh.

Jauhi hewan yang mencurigakan 

Bila melihat hewan yang mencurigakan atau bertindak agresif, jangan lakukan kontak langsung dengan hewan tersebut. Laporkan kepada otoritas setempat, seperti polisi atau petugas berwenang lainnya agar mereka dapat menangani situasi tersebut.

Hubungi penyedia layanan kesehatan terdekat apabila terinfeksi

Apabila telah terpapar oleh hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, segera hubungi penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan nasihat dan pengobatan yang tepat. Tindakan pencegahan setelah paparan meliputi pembersihan luka, pemberian vaksin rabies, dan seringkali pemberian imunoglobulin rabies (RIG) sebagai perlindungan tambahan.

Sobat sehat, edukasi tentang rabies dan tindakan pencegahan kepada masyarakat sangat penting untuk membantu meningkatkan kesadaran dan melindungi masyarakat dari rabies. Pencegahan adalah langkah terbaik untuk melindungi diri sendiri dan masyarakat dari penyakit ini. [RH]

Semoga bermanfaat.



Referensi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023)

World Health Organization (WHO). Rabies: Key facts. [Online]. Tersedia di: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/rabies.

Johnson, N., et al. Epidemiology, pathogenesis, and control of rabies: A review. Journal of Veterinary Internal Medicine. 2019; 33(2): 488-502.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Rabies. [Online]. Tersedia di: https://www.cdc.gov/rabies/index.html.

https://www.alodokter.com/rabies

Foto:  Freepik.com

 

Kembali

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jl. Kesehatan No 10
Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
DKI Jakarta 10160

    Kontak

  • +62213451338
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    +62 822-1388-8006 (Hotline)
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    dinkes@jakarta.go.id

Media Sosial

   Sitemap