blog-img-10

Keterangan : Gejala Penyakit Diare, Penyebab dan Tips Mencegahnya

Posted by : Administrator

Gejala Penyakit Diare, Penyebab dan Tips Mencegahnya

Diare adalah kondisi medis yang ditandai dengan frekuensi tinja yang lebih tinggi dari biasanya dan/atau tinja yang lebih cair atau encer daripada biasanya. Diare umumnya terjadi ketika sistem pencernaan tidak mampu menyerap air secara efisien dari makanan yang dikonsumsi atau ketika ada gangguan dalam proses pencernaan. Diare pada anak merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang tinggi terutama pada anak umur 1 sampai 4 tahun, jika tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat dan memadai.

Menurut data World Health Organization (WHO), Pneumonia dan diare menyebabkan 21% dari kematian balita dan bertanggung jawab atas sekitar 1,1 juta kematian setiap tahun pada anak balita. Selain itu, diare dan pneumonia menyebabkan 28% kematian pada anak usia 5 – 9 tahun, mengakibatkan sekitar 84.000 kematian secara global. Pada negara berkembang, anak-anak usia di bawah 3 tahun rata-rata mengalami 3 episode diare per tahun. Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang di butuhkan anak untuk bertumbuh dan berkembang, sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak.

Data terbaru dari hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2020, prevalensi diare di Indonesia berada pada angka 9,8%. Diare sangat erat kaitannya dengan terjadinya kasus stunting. Kejadian diare berulang pada bayi dan balita dapat menyebabkan stunting.  Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2020, penyakit infeksi khususnya diare menjadi penyumbang kematian pada kelompok anak usia 29 hari - 11 bulan. Sama seperti tahun sebelumnya, pada tahun 2020, diare masih menjadi masalah utama yang menyebabkan 14,5% kematian. Pada kelompok anak balita (12 – 59 bulan), kematian akibat diare sebesar 4,55%.

Kasus diare pada balita di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2022 dengan kasus tertinggi ditemukan di Jakarta Timur sebanyak 12.234 kasus dan di Jakarta Barat sebanyak 11.711 kasus. Dari 220.835 kasus diare pada balita, seluruhnya (100%) mendapatkan oralit dan zinc. Penanganan kasus diare di wilayah Provinsi DKI Jakarta sudah cukup baik dari target penemuan oleh tim penyuluhan penanganan penyakit menular tingkat Suku Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kecamatan maupun Kelurahan. Sasaran pelayanan penderita diare pada balita yang datang ke sarana kesehatan ditargetkan oleh Dinas Kesehatan sebesar 20% dari perkiraan jumlah penderita diare pada balita. Sedangkan sasaran pelayanan penderita diare pada semua umur ditargetkan sebesar 10% dari perkiraan jumlah penderita diare semua umur. 

Gejala Penyakit Diare

Gejala penyakit diare dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya, tingkat keparahan, dan karakteristik individu. Namun, gejala umum penyakit diare meliputi: 

- tinja cair atau encer, 

- frekuensi buang air besar yang lebih tinggi, 

- perut kembung dan kram, 

- nausea (mual) dan muntah, 

- dehidrasi, 

- demam, 

- kelelahan, 

- kehilangan berat badan, 

- munculnya darah pada feses,

- lemas dan pusing,

- kesulitan untuk menahan keinginan buang air besar

- tidak nafsu makan

Pada umumnya, sebagian besar kasus diare ringan akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, diare yang berkepanjangan, parah, atau disertai gejala yang memburuk, seperti dehidrasi atau darah dalam tinja, memerlukan perhatian medis segera. Apabila seseorang mengalami gejala diare yang berat atau mengkhawatirkan, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Penyebab Penyakit Diare

Penyakit diare bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, pola makan, kondisi medis, atau reaksi terhadap obat-obatan. Berikut adalah beberapa penyebab umum penyakit diare:

a) Infeksi : beberapa yang sering terjadi adalah infeksi virus, bakteri, atau parasit seperti Rotavirus (pada anak-anak), Norovirus,  Campylobacter, Salmonella, E. coli, Giardia dan Cryptosporidium.

b) Makanan dan Minuman: konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, daging mentah, produk susu yang tidak dipasteurisasi, dan makanan laut mentah seperti tiram atau sashimi dapat menjadi sumber infeksi.

c) Intoleransi Makanan: intoleransi terhadap makanan tertentu, seperti laktosa (gula dalam susu) atau fruktosa (gula buah), dapat menyebabkan diare setelah mengonsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan ini.

d) Obat-obatan: beberapa obat-obatan, terutama antibiotik, dapat mengganggu keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan dan menyebabkan diare sebagai efek samping.

e) Kondisi Medis: kondisi medis seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit Crohn, kolitis ulseratif, dan penyakit celiac dapat menyebabkan diare kronis.

f) Gangguan Pencernaan: gangguan dalam pencernaan, seperti malabsorpsi, dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi dan menyebabkan diare.

g) Stres dan Kecemasan: stres dan kecemasan bisa mempengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan diare pada beberapa individu.

 

Tips untuk Menghindari Penyakit Diare

Menghindari penyakit diare melibatkan penerapan praktik kebersihan, kehati-hatian dalam pemilihan makanan dan minuman, serta menjaga gaya hidup yang sehat. Berikut adalah beberapa tips untuk menghindari penyakit diare:

1. Budayakan mencuci tangan dengan benar 

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20 detik sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah bersentuhan dengan benda-benda yang mungkin terkontaminasi.

2. Jauhi makanan dan minuman yang terkontaminasi

Konsumsi makanan yang dimasak dengan baik dan minuman yang aman. Hindari makanan laut mentah, produk susu mentah, makanan yang ditinggalkan terlalu lama pada suhu kamar, dan makanan dari penjual jalanan yang mungkin tidak memiliki standar kebersihan yang memadai.

3. Pilih air minum yang aman 

Pastikan air minum yang dikonsumsi adalah air yang aman, misalnya air yang dimasak, air kemasan yang tervalidasi, atau air yang telah disaring. Jangan minum air es yang diproduksi di sumber air yang tidak higienis.

4. Hindari makan makanan yang belum matang 

Pastikan makanan dimasak dengan benar dan matang di seluruhnya. Ini termasuk memastikan daging, unggas, ikan, dan telur telah dimasak dengan sempurna.

5. Cuci buah dan sayuran 

Cuci buah dan sayuran dengan air bersih sebelum mengonsumsinya. Ini membantu menghilangkan kotoran dan bahan kimia yang mungkin ada di permukaan.

6. Berikan ASI ekslusif untuk bayi

Memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama bagi bayi dan teruskan sampai 2 tahun, guna membantu membentuk antibodi dalam melawan mikroorganisme penyebab diare. Selain itu, berikan makanan pendamping ASI sesuai umur anak. Jangan lupa membiasakan buang air besar dan tinja anak di jamban.

7. Lakukan imunisasi rotavirus

Menjalani imunisasi rotavirus merupakan langkah tepat untuk melindungi bayi kita dari serangan virus yang paling umum menyebabkan diare ini. Penting juga untuk memberikan imunisasi yang mengandung antigen campak (Campak Rubela, MMR) sesuai jadwal.

Sobat sehat, yuk terapkan langkah-langkah kebersihan dan hati-hati dalam memilih makanan dan minuman agar dapat mengurangi risiko terkena penyakit diare. Jika berada dalam situasi di mana risiko terkena diare lebih tinggi, seperti saat bepergian ke daerah dengan kebersihan yang rendah, pastikan untuk mengambil langkah-langkah ekstra untuk menjaga kesehatan tubuh kita. [RH]

Semoga bermanfaat!

 

Referensi:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

https://www.who.int/news-room/articles-detail/guideline-on-the-management-of-pneumonia-and-diarrhoea-in-children

Tor A. Strand,dkk (2012) Risk Factors for Extended Duration of Acute Diarrhea in Young Children (https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0036436)

Kembali

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jl. Kesehatan No 10
Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
DKI Jakarta 10160

    Kontak

  • +62213451338
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    +62 822-1388-8006 (Hotline)
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    dinkes@jakarta.go.id

Media Sosial

   Sitemap