Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Bersama Perhimpunan Hipertensi Indonesia Gelar Simposium Hari Hipertensi Sedunia Tahun 2025
Jakarta, 8 Juli 2025 – Pengendalian Hipertensi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pengendalian Penyakit Tidak Menular. Keberhasilan program pengendalian Hipertensi ditentukan oleh adanya kebijakan, strategi, dan komitmen nasional dalam pengendalian penyakit tersebut serta kerjasama dengan berbagai pihak terkait serta didukung oleh sumberdaya yang memadai. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan bersama Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) menyelenggarakan kegiatan Simposium Hari Hipertensi Sedunia Tahun 2025, pada Selasa (8/7), bertempat di Ruang Auditorium lantai 8 Gedung PK3D, Jakarta Pusat. Simposium ini mengangkat tema “Ukur Tekanan Darah Anda Secara Akurat, Kendalikan, Hidup Lebih Lama”. Hadir dalam kegiatan ini Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ovi Norfiana, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hipertensi Indonesia Ario Soeryo Kuncoro, Perwakilan dari ADINKES Atika serta Penanggung Jawab Program PTM Sudinkes dan Puskesmas.
Dalam sambutannya, Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ovi Norfiana menyampaikan hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang paling umum dijumpai di Indonesia dan angkanya terus meningkat setiap tahunnya.
“Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi hipertensi pada penduduk usia di atas 18 tahun menunjukkan tren yang terus meningkat, termasuk di wilayah DKI Jakarta” ucapnya.
Ovi juga menambahkan bahwa dalam menghadapi tantangan kesehatan ini tidak dapat dihadapi sendiri perlu adanya kolaborasi lintas sektor dan multipihak.
“Kemitraan antara pemerintah daerah, pusat, sektor swasta, profesi, dan komunitas menjadi bagian penting dari ekosistem kesehatan yang resilien” ujarnya.
Lebih lanjut Ovi juga menyampaikan bahwa saat ini Dinas Kesehatan Provinsi DKI tengah mengembangkan dashboard hipertensi di Puskesmas. Hal ini menjadi sangat penting sebagai salah satu bentuk implementasi sistem surveilans hipertensi yang berbasis data dan teknologi.
“Pengembangan dan pemanfaatan dashboard hipertensi bukan sekadar inovasi teknologi informasi, kita kembangkan dengan tujuan agar kita bisa melakukan skrining dan mendata pasien hipertensi ini berdasarkan pengukuran kemudian pasien dilakukan monitoring dan menjaga tensi pasien tetap terkontrol sesuai dengan program yang ada.” pungkasnya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hipertensi Indonesia Ario Soeryo Kuncoro menyampaikan kegiatan ini merupakan upaya untuk bisa selalu melakukan sharing terkait dengan hipertensi.
“Hipertensi merupakan concern kami semua. Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian yang tinggi bahkan di seluruh dunia dan juga berkaitan dengan penyakit-penyakit lain” ujarnya.
Ario juga menjelaskan bahwa Perhimpunan Hipertensi Indonesia merupakan organisasi perhimpunan yang concern terhadap hipertensi dan juga berkontribusi dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat hipertensi yang ada di Indonesia.
“Tentunya hal ini tidak akan terjadi tanpa kerjasama dengan Dinas Kesehatan dengan para tenaga kesehatan yang ada di fasilitas primer yang tentunya bertemu langsung dengan masyarakat, baik masyarakat yang sudah menderita hipertensi ataupun yang berisiko hipertensi. Kami berterima kasih kepada Dinas Kesehatan yang sudah membantu kami untuk mengadakan kegiatan ini”. ungkapnya.
Dalam simposium ini juga menghadirkan beberapa narasumber diantaranya, dr. Oryza Gryagus Prabu yang menyampaikan materi Implementasi Prolanis dan Pemanfaatan Digitalisasi dalam Manajemen Hipertensi. Selanjutnya, dr. Anandhara Indriani yang membawakan materi Tatalaksana Hipertensi Terkini Di Layanan Primer Panduan Praktis Berdasarkan Guidelines Terbaru dan narasumber dr. Aryatma dengan materi yang dibawakan Hipertensi di Layanan Primer: Kapan Harus Dikelola dan Kapan Harus Dirujuk. [AA/RN]