blog-img-10

Keterangan : Gejala DBD, Faktor Risiko dan Tips Mencegahnya 

Posted by : Administrator

Gejala DBD, Faktor Risiko dan Tips Mencegahnya 

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah bentuk demam berdarah (DF) yang parah, yang dapat mengancam jiwa. Penyakit infeksi ini diakibatkan oleh virus Dengue yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menular ketika nyamuk menggigit penderita demam berdarah, kemudian menggigit orang yang sehat. DBD dianggap berbahaya karena dapat berkembang menjadi kondisi yang serius dan mengancam nyawa yang disebut demam berdarah dengue berat (DBD berat) atau sindrom syok dengue.

Dikutip dari laman World Health Organization (WHO), sekitar setengah dari populasi dunia saat ini berisiko terkena demam berdarah dengan perkiraan 100–400 juta infeksi terjadi setiap tahun. Pencegahan dan pengendalian DBD bergantung pada pengendalian vektor. Sampai saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk demam berdarah/dengue parah. Namun, deteksi dini penyakit dan akses ke perawatan medis yang tepat sangat menurunkan tingkat kematian akibat demam berdarah parah. 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia hingga minggu ke-22 tahun 2022 mencapai 45.387 kasus dengan jumlah kematian 432 kasus.  Di Jakarta, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat selama tahun 2022, ada sebanyak 8.138 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Selain tingginya jumlah kasus, DBD juga merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. Untuk itu, penting bagi kita mengetahui bagaimana gejala DBD, faktor risiko dan tips untuk mencegahnya.

 

Gejala Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat menunjukkan berbagai gejala yang berbeda pada setiap individu. Berikut adalah beberapa gejala umum yang sering terkait dengan DBD:

1. Demam tinggi - Demam tiba-tiba dan mendadak dengan suhu tubuh mencapai atau melebihi 39 derajat Celsius. Demam pada demam berdarah dengue umumnya berlangsung selama 3 hari dan sulit turun walaupun pasien telah mengonsumsi obat penurun panas.

2. Sakit kepala yang parah - Sakit kepala yang hebat dan terasa seperti tekanan di belakang mata.

3. Nyeri otot dan sendi - Nyeri pada otot dan sendi, yang sering kali dikeluhkan sebagai rasa pegal atau nyeri di belakang mata, sendi, atau otot.

4. Ruam kulit - Ruam yang sering disebut ruam petekie atau bintik merah kecil pada kulit. Ruam ini biasanya muncul pada lengan, kaki, atau bagian tubuh lainnya.

5. Nyeri di belakang mata - Nyeri pada daerah di belakang mata, yang terutama terasa saat bergerak bola mata.

6. Nyeri perut - Nyeri perut yang dapat terasa seperti nyeri perut biasa atau ketegangan pada perut.

7. Mual dan muntah - Rasa mual atau ingin muntah, sering kali disertai muntah yang tidak terkait dengan makanan yang dikonsumsi.

8. Kelelahan yang parah - Kelelahan yang berat dan sering kali membuat penderita merasa lemah dan tidak berenergi.

Selain gejala-gejala di atas, jika DBD berkembang menjadi bentuk yang lebih parah yakni demam berdarah dengue berat (DBD berat) atau sindrom syok dengue, gejalanya dapat termasuk perdarahan dari mulut, hidung, gusi, atau kulit, penurunan tekanan darah yang cepat, nadi yang lemah, kulit pucat, dan kelemahan yang parah. DBD berat memerlukan perawatan medis segera di fasilitas kesehatan terdekat.

 

Faktor Risiko Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah lebih banyak terjadi saat musim hujan. Hal ini karena pada musim tersebut, nyamuk Aedes aegypti lebih banyak berkembang biak. Selain itu, seseorang lebih berisiko terkena demam berdarah jika berada di daerah dengan kasus demam berdarah yang tinggi, terutama jika area tersebut padat penduduk.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko pasien mengalami demam berdarah dengan gejala lebih berat, antara lain:

- Berusia anak-anak atau lansia

- Sedang hamil

- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah

- Pernah menderita demam berdarah sebelumnya

 

Tips Mencegah Demam Berdarah Dengue 

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah tertular demam berdarah dengue (DBD):

Jaga kebersihan rumah  

Pastikan rumah dan lingkungan sekitarnya tetap bersih dan bebas dari sampah atau barang bekas yang bisa menjadi tempat perindukan nyamuk.

Hilangkan tempat perindukan nyamuk 

Pastikan tidak ada genangan air yang tertinggal di sekitar rumah. Bersihkan atau ganti air pada wadah penampungan air, seperti bak mandi, ember, pot bunga, atau tempat penampungan air lainnya secara teratur. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di air yang tergenang.

Pakailah insektisida dan kelambu 

Gunakan kelambu yang terbuat dari bahan yang rapat dan berbeda dengan nyamuk, terutama saat tidur di malam hari. Sobat sehat juga dapat menggunakan insektisida atau repelen serangga yang aman untuk melindungi kulit dari gigitan nyamuk.

Gunakan pakaian yang melindungi 

Saat berada di luar ruangan, kenakan pakaian yang melindungi kulit, seperti baju berlengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan topi. Nyamuk Aedes aegypti biasanya menggigit di area kulit yang terbuka.

Hindari aktivitas di waktu yang rentan 

Nyamuk Aedes aegypti cenderung aktif pada pagi dan sore hari. Jika memungkinkan, hindari kegiatan di luar ruangan selama waktu-waktu ini atau gunakan langkah-langkah perlindungan yang tepat.

Pakailah  jaring anti-nyamuk 

Pasang jaring anti-nyamuk di jendela, pintu, dan ventilasi rumah untuk mencegah masuknya nyamuk.

Menjaga kesehatan pribadi 

Tingkatkan kekebalan tubuh dengan menjaga pola makan yang sehat, cukup istirahat, dan berolahraga secara teratur. Tubuh yang sehat dapat membantu melawan infeksi virus.

 

Nah sobat sehat, selain tindakan-tindakan di atas, upaya pencegahan DBD juga melibatkan kesadaran masyarakat dan edukasi tentang pentingnya langkah-langkah pencegahan. Perlu diingat! Pencegahan adalah kunci dalam mengurangi penyebaran DBD, dan menghindari gigitan nyamuk adalah langkah penting untuk melindungi diri dan masyarakat dari penyakit ini. Apabila sobat sehat telah mengalami gejala-gejala tersebut, segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk tindakan lebih lanjut. [RH]

Semoga bermanfaat. 

 

Referensi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Setiati TE, Wangenaar JF, Kruit MD, Mairuhu AT, Gorp EC, Soemantri A. (2006) Changing epidemiology of dengue haemorrhagic fever in Indonesia. Dengue Bulletin 30:1-14.

Whitehorn, James; Farrar, Jeremy; (2010) Dengue. British medical bulletin, 95 (1). pp. 161-173

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue diakses tanggal 14 Juni 2023

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/608/ayo-cari-tahu-apa-itu-demam-berdarah

Foto: Freepik.com

Kembali

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jl. Kesehatan No 10
Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
DKI Jakarta 10160

    Kontak

  • +62213451338
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    +62 822-1388-8006 (Hotline)
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    dinkes@jakarta.go.id

Media Sosial

   Sitemap