blog-img-10

Keterangan : Puasa Ramadan Bagi Penderita Diabetes Mellitus

Posted by : Administrator

Puasa Ramadan Bagi Penderita Diabetes Mellitus

Puasa Ramadan dapat menjadi masalah bagi orang yang menderita diabetes mellitus karena perubahan pola makan dan aktivitas fisik selama bulan Ramadan dapat memengaruhi kadar gula darah dan kesehatan secara keseluruhan.  Jika seseorang dengan diabetes mellitus memutuskan untuk berpuasa, mereka harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kondisi diabetes mellitus mereka selama Ramadan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengelola kondisi mereka dengan baik. 

Menurut jurnal Recommendations for management of diabetes during Ramadan, Diabetes Care (2010), puasa Ramadan bagi penderita diabetes membawa risiko bermacam-macam komplikasi. Secara umum, pasien dengan diabetes tipe 1 berisiko sangat tinggi mengalami komplikasi yang mengancam jiwa. Pasien dengan diabetes tipe 1 yang memiliki riwayat hipoglikemia berulang atau ketidaksadaran hipoglikemia atau yang tidak terkontrol dengan baik berisiko sangat tinggi untuk mengalami hipoglikemia berat. 

Penelitian lain dari Diabetes Research and Clinical Practice, Diabetes and Ramadan: Practical guidelines 2021 menjelaskan bahwa pengurangan dosis insulin yang berlebihan pada pasien ini (untuk mencegah hipoglikemia) dapat menempatkan mereka pada risiko hiperglikemia dan ketoasidosis diabetik. Keputusan pasien untuk berpuasa harus dibuat setelah diskusi dan anjuran dari dokter dan ahli gizi. Pasien yang bersikeras berpuasa harus menjalani penilaian pra-Ramadan dan menerima pendidikan dan instruksi yang sesuai terkait aktivitas fisik, perencanaan makan, pemantauan glukosa, dan dosis serta waktu pengobatan.

Mengapa Puasa Ramadan dapat menjadi masalah bagi orang yang menderita diabetes mellitus? Berikut ini beberapa faktor yang memengaruhi kondisi penderita diabetes mellitus selama Ramadan:

Saat Ramadan terjadi Perubahan Pola Makan 

Selama bulan puasa, waktu makan dibatasi hanya pada saat berbuka dan sahur. Orang dengan diabetes mellitus yang tidak memperhatikan jenis dan jumlah makanan yang mereka konsumsi saat berbuka dan sahur dapat mengalami fluktuasi kadar gula darah. Pilihan makanan yang tidak tepat, seperti makanan tinggi lemak dan karbohidrat sederhana, dapat meningkatkan kadar gula darah yang signifikan.

Waktu Makan Berubah

Orang dengan diabetes mellitus biasanya membutuhkan asupan makanan teratur dan terkontrol untuk menjaga kadar gula darah mereka tetap stabil. Namun, selama Ramadan, waktu makan menjadi tidak teratur dan dapat mempengaruhi kadar gula darah seseorang.

Terjadi Dehidrasi

Selama Ramadan, orang berpuasa tidak dapat minum air selama waktu terang. Kurangnya asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi dan memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

Memengaruhi Aktivitas fisik 

Puasa Ramadan dapat mempengaruhi tingkat aktivitas fisik seseorang. Jika seseorang berolahraga berlebihan saat berpuasa, hal ini dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah yang signifikan.

Semua faktor tersebut dapat memengaruhi kondisi diabetes mellitus seseorang selama Ramadan. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang yang menderita diabetes mellitus untuk mengambil tindakan pencegahan dan mengelola kondisi mereka dengan baik selama bulan puasa.

 

Penderita diabetes mellitus bagaimana yang boleh berpuasa?

Sebelum memutuskan untuk berpuasa, orang dengan diabetes mellitus sebaiknya berkonsultasi dengan dokter dan/atau ahli gizi untuk menentukan apakah berpuasa aman bagi mereka dan bagaimana cara mengelola diabetes mellitus selama bulan Ramadan. Berikut adalah beberapa kriteria untuk memutuskan apakah seseorang dengan diabetes mellitus dapat berpuasa:

  • Kondisi diabetes mellitusnya terkontrol dengan baik 

Penderita diabetes mellitus yang terkontrol dengan baik dengan diet, obat-obatan, atau terapi insulin dan tidak memiliki komplikasi diabetes yang serius dapat mempertimbangkan untuk berpuasa.

  • Tidak memiliki komplikasi diabetes mellitus yang serius 

Orang dengan komplikasi diabetes mellitus yang serius, seperti gagal ginjal, neuropati, atau retinopati, harus berbicara dengan dokter mereka sebelum memutuskan untuk berpuasa.

  • Sedang tidak mengalami hipoglikemia 

Pasien diabetes mellitus yang mengalami hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah yang sering tidak dianjurkan untuk berpuasa.

  • Tidak memiliki riwayat hiperglikemia berat 

Bagi penderita diabetes mellitus yang pernah mengalami hiperglikemia berat (kadar gula darah yang sangat tinggi) dan/atau ketoasidosis diabetik (komplikasi serius dari diabetes mellitus) tidak dianjurkan untuk berpuasa.

 

Lalu, apa saja tips bagi penderita diabetes mellitus untuk mengelola kondisi mereka selama bulan Ramadan? Berikut ini ulasannya.

1. Lakukan perubahan pola makan secara bertahap

Mulailah dengan mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi sebelum bulan Ramadan untuk membiasakan tubuh dengan perubahan pola makan yang akan terjadi selama bulan puasa.

2.Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang

Pilih makanan yang rendah gula, rendah lemak, dan tinggi serat. Pastikan makanan yang dikonsumsi selama berbuka puasa dan sahur mengandung karbohidrat kompleks dan protein.

3. Tetap terhidrasi

Minumlah cukup air saat berbuka puasa dan selama malam untuk mencegah dehidrasi. Hindari minuman manis dan berkafein.

4. Monitor kadar gula darah 

Orang dengan diabetes mellitus sebaiknya memantau kadar gula darah mereka secara teratur selama bulan puasa. Hal ini penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam kadar gula darah dan mengambil tindakan yang diperlukan.

5. Jangan melewatkan obat 

Orang dengan diabetes mellitus sebaiknya tidak melewatkan dosis obat mereka saat berpuasa. Jika diperlukan, dokter dapat menyesuaikan dosis obat untuk memenuhi kebutuhan individu.

6. Hindari aktivitas fisik yang berat

Aktivitas fisik yang berat dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah yang signifikan. Orang dengan diabetes mellitus sebaiknya menghindari aktivitas fisik yang berat selama bulan puasa.

7. Beristirahat yang cukup

Pastikan untuk mendapatkan istirahat yang cukup selama bulan puasa untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.

 

Dalam semua kasus, penting untuk berbicara dengan dokter atau ahli gizi sebelum memutuskan untuk berpuasa selama Ramadan jika seseorang menderita diabetes mellitus. Perlu diingat ya, Sobat Sehat! Semua informasi yang diberikan ini hanya sebagai panduan umum dan tidak menggantikan saran medis atau konsultasi dengan dokter atau ahli gizi. [RH]

Semoga bermanfaat.



Referensi

Diabetes Research and Clinical Practice, Diabetes and Ramadan: Practical guidelines 2021, (2022) 

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0168822721005453

American Diabetes Association, Diabetes and Ramadan: Practical Guidelines.  https://diabetesjournals.org/care/article/33/8/1895/39185/Recommendations-for-Management-of-Diabetes-During

Bravis?V, Hui?E, Salih?S, Mehar?S, Hassanein?M, Devendra?D: Diabetic Medicine?, Ramadan Education and Awareness in Diabetes (READ) programme for Muslims with type 2 diabetes who fast during Ramadan. 2010;27:327–331

Al-Arouj M, Assaad-Khalil S, Buse J, et al. Recommendations for management of diabetes during Ramadan. Diabetes Care. 2010;33(8):1895-1902. doi:10.2337/dc10-0896

 

Foto: unsplash.com

Kembali

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jl. Kesehatan No 10
Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
DKI Jakarta 10160

    Kontak

  • +62213451338
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    +62 822-1388-8006 (Hotline)
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    dinkes@jakarta.go.id

Media Sosial

   Sitemap