blog-img-10

Keterangan : Polio Kembali Menyerang, Bagaimana Proses Penularannya?

Posted by : Administrator

Polio Kembali Menyerang, Bagaimana Proses Penularannya?

Polio dapat menyebar dengan cara kontak langsung orang ke orang. Ketika terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di dalam usus. Virus tersebut kemudian dibuang melalui feses penderita ke lingkungan, sehingga menyebar secara cepat. Terlebih, jika sanitasi dan kondisi lingkungan sangat buruk, maka perkembangan penyakit ini akan lebih cepat.

Hal lainnya, virus bisa menyebar di makanan dan minuman yang terkontaminasi feses. Faktanya, di tahun 2020 berdasarkan studi kualitas air minum rumah tangga yang digelar Kementerian Kesehatan, 70% sumber air minum di Indonesia terkontaminasi limbah tinja. Penyebabnya, karena kondisi sanitasi yang tidak aman alias sangat buruk. Orang tua juga perlu paham bahwa lalat yang biasa hinggap di makanan atau minuman, ternyata bisa secara pasif memindahkan virus polio juga dari feses. Oleh karena itu, tutup makanan dengan tudung saji, atau simpan di lemari makanan yang terlindungi dari lalat.

Jika seseorang terkena atau terinfeksi virus polio, bisa jadi tidak memiliki tanda-tanda penyakit bahkan tidak sadar telah terinfeksi. Bahayanya, mereka yang tidak sadar terinfeksi, bisa saja menularkan ke orang lain. Inilah pentingnya bagi setiap orang terutama orang tua untuk mengetahui cara mencegah Polio yang akan kita bahas selanjutnya.

 

Bagaimana Diagnosanya?

Hingga kini, ada enam jenis cara mendiagnosis kasus Polio. Keenam diagnosis tersebut yakni:

- Kasus AFP : semua anak kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flaccid (layuh), proses terjadi kelumpuhan secara akut (<14 hari), serta bukan disebabkan oleh ruda paksa.

- Hot caseadalah kasus-kasus yang sangat menyerupai polio yang ditemukan <6 bulan sejak kelumpuhan dan spesimennya tidak adekuat perlu dilakukan pengambilan sample kontak. Kategori hot case dibuat berdasarkan kondisi specimen yang tidak adekuat pada kasus yang sangat menyerupai polio.

- Hot case clusteradalah 2 kasus AFP atau lebih, berada dalam satu lokasi (wilayah epidemologi), beda waktu kelumpuhan satu dengan yang lainnya tidak lebih dari 1 bulan.

- VDPV (vaccine derived polio virus) adalah kasus polio (confirmed polio) yag disebabkan virus polio vaksin yang telah bermutasi

- Kasus polio pasti (confirmed polio case) : kasus AFP yang pada hasil laboratorium tinjanya ditemukan virus polio liar (VPL), cVDPV, atau hot case dengan salah satu spesimen kontak VPL/VDPN

- Kasus polio kompatibel : kasus polio yang tidak cukup bukti untuk diklasifikasikan sebagai kasus non polio secara laboratoris (virologis) yang dikarenakan antara lain

a) spesimen tidak adekuat dan terdapat paralisis residual pada kunjungan ulang 60 hari setelah terjadinya kelumpuhan,

b) spesimen tidak adekuat dan kasus meninggal atau hilang sebelum dilakukan kunjungan ulang 60 hari. Kasus polio kompatibel hanya dapat ditetapkan oleh kelompok kerja ahli surveilans AFP nasional berdasarkan kajian data/dokumen secara klinis atau epidemologis maupun kunjungan lapangan.

 

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, Bidang P2P Dinas Kesehatan DKI Jakarta, UNICEF Indonesia

Kembali

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jl. Kesehatan No 10
Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
DKI Jakarta 10160

    Kontak

  • +62213451338
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    +62 822-1388-8006 (Hotline)
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    dinkes@jakarta.go.id

Media Sosial

   Sitemap