Memperingati Hari DBD ASEAN "Roll Back Dengue"
Hari Demam Berdarah ASEAN selalu diperingati pada tanggal 15 Juni 2022. Untuk memperingatinya, terbentuklah KTT Asia Dengue Ke- 5 dengan tema “Roll Back Dengue”. Tujuan diadakannya KTT Asia Dengue ini untuk mengingatkan bahwa negara-negara di Asean harus meningkatkan komitmen nasional dan antar anggota ASEAN dalam upaya pengendalian demam berdarah.
DBD merupakan salah satu penyakit menular, yang penyebarannya melalui vector/perantara yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Ternyata kondisi geografis dan iklim di Indonesia yaitu memiliki musim hujan dan kemarau, sesuai untuk perkembangbiakan nyamuk satu ini. Apalagi, di saat kondisi Kota Jakarta yang selalu hujan seperti sekarang, banyak sekali ditemukan genangan-genangan air yang menjadi media nyamuk bertelur.
Nyamuk Aedes Aegypti akan sibuk “beroperasi” pada jam sibuk seperti di jam 08.00 – 10.00, kemudian siang di jam 14.00 – 16.00. Ketika terkena gigitan, gejala akan muncul di hari ketiga setelah gigitan. Gejalanya meliputi; demam tinggi di hari 1-3, sakit kepala berat, mual, susah makan, ruam atau bintik merah dan lebih parahnya ialah pendarahan.
Penderita Demam Berdarah akan mengalami tiga fase seperti Fase Demam, Fase Kritis dan Fase Pemulihan. Yang paling patut diwaspadai penderitanya adalah di fase kritis, dimana penderitanya tidak mengalami demam, namun secara perlahan badan menuju tanda-tanda drop. Ketika penderita tersebut terlalu banyak aktivitas, cairan kurang, maka pembuluh darah akan mengecil (pecah pembuluh darah) sehingga tidak mampu mengalir ke titik-titik vital lainnya.
Lalu, Pencegahannya Bagaimana?
Untuk mencegah penyakit ini berada di sekitar lingkungan adalah melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M Plus yaitu Menutup tempat penampungan air, Menguras bak mandi, Mendaur ulang barang bekas/tak terpakai. Untuk plusnya adalah bagaimana agar kita tidak digigit nyamuk dengan melakukan hal seperti; memasang jaring-jaring anti nyamuk di setiap ventilasi rumah, gunakan kelambu, Jangan menggantung baju setelah beraktivitas dari luar, karena mengundang nyamuk bersarang atau menyebarkan penyakit dari luar rumah. Selain itu memelihara tanaman pengusir nyamuk seperti Lavender, menggunakan obat pembasmi nyamuk di rumah dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk (Cupang)
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), kini menyerukan partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan PSN 3M Plus melalui G1R1J (Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik) atau biasa disebut Jumantik mandiri (self Jumantik). Jumantik merupakan singkatan dari Juru Pemantau Jentik, yang diharapkan seluruh tatanan masyarakat membentuk kewaspadaan terhadap peningkatan nyamuk DBD. Kemudian untuk yang masih menggunakan penampungan air, masyarakat juga diperbolehkan untuk mendatangi Puskesmas setempat atau kader Jumantik untuk meminta Larvasida secara gratis dengan penaburannya harus sesuai ketentuan.
Jika sudah ada kasus terkena Demam Berdarah, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk melaporkan ke RT/RW setempat untuk diteruskan ke Puskesmas terdekat. Hal ini bertujuan untuk dilakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh Tenaga Kesehatan dengan mengecek apakah wilayah tersebut merupakan sumber penularan dan untuk memutus rantai penularan selanjutnya. Jika hasil PE positif, maka akan dilakukan pemberantasan nyamuk dewasa dengan cara melakukan fogging fokus sebanyak 2 siklus dengan interval waktu 1 minggu, dan disertai kegiatan PSN dan Penyuluhan kemasyarakat sekitar.