blog-img-10

Keterangan : Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Resmi Membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah Tahun 2025

Posted by : Administrator

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Resmi Membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah Tahun 2025

Jakarta, 24 April 2025 – Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menggelar Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) tahun 2025 pada Kamis (24/4), bertempat di Hotel JS Luwansa, Setiabudi, Jakarta Pusat. Rakerkesda tahun ini mengangkat tema “Connecting Multi Dimensions of Health toward Jakarta Global City”. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati, yang menekankan pentingnya keterpaduan lima dimensi strategis kesehatan untuk menjawab tantangan urbanisasi dan mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang sehat dan kompetitif.

“Kami membagi menjadi 5 dimensi, mudah-mudahan semangat ini menjadi betul-betul penguatan kita semua untuk membahas topik-topik sehingga kita bisa menghasilkan sebuah konsep perencanaan yang out of the box dan bisa mendukung Jakarta untuk menjadi kota global,” ungkapnya.

Ani menjelaskan lima dimensi yang dimaksud mencakup perlindungan masyarakat dari penyakit menular, penguatan pelayanan primer, penguatan STBM menuju Jakarta bebas BABs, peningkatan mutu dan kepercayaan terhadap layanan RSUD, serta tata kelola SDM kesehatan berbasis teknologi digital. Salah satu fokus utama yang disampaikan adalah upaya eliminasi TBC yang hingga 2024 mencatatkan Jakarta sebagai salah satu provinsi menempati urutan ke-5 kasus terbanyak, yakni lebih dari 70.000 kasus. Tantangan dalam pengendalian TB tidak hanya terbatas pada pengobatan, tetapi juga melalui penguatan deteksi dini serta pengobatan tuntas terutama bagi kalangan-kalangan dengan risiko tinggi seperti anak sekolah dan para pekerja.

“Kompleksitas penanggulangan permasalahan TB tentunya tidak akan berhasil tanpa ada komitmen dan kolaborasi lintas sektor menuju eliminasi TB Tahun 2030.” tambahnya.

Rakerkesda juga mengangkat isu-isu aktual, seperti masih rendahnya akses jamban layak di 205 kelurahan, serta data Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang menunjukkan bahwa 37,4% penduduk usia di atas 10 tahun kurang beraktivitas fisik dan 96,7% kurang konsumsi buah dan sayur. Selain itu, pemanfaatan teknologi untuk manajemen talenta SDM, sistem rujukan JakConnected, penguatan skrining bayi baru lahir 6 parameter, serta potensi pengembangan Jakarta Medical Tourism turut dibahas dalam sesi diskusi.

Ani juga menambahkan terdapat dua langkah strategis untuk mendukung Jakarta menuju kota global yang memerlukan upaya untuk terus berbenah dalam menyediakan konsep layanan yang memiliki daya saing kompetitif dan inovatif. Pertama, adalah bagaimana membangun kualitas layanan kesehatan yang mandiri, terpercaya, dan berdaya saing. Jakarta memiliki potensi besar menjadi Pusat Kesehatan Nasional dengan pengembangan layanan kesehatan prioritas yang berkualitas dengan membentuk ekosistem jejaring rujukan terintegrasi Sistem Kesehatan Daerah DKI Jakarta.

“Selain itu, penguatan tata kelola manajemen rumah sakit, dan program rebranding Rumah Sakit Daerah sebagai Center of Excellence (CoE) merupakan beberapa pendekatan yang coba kami kembangkan lebih jauh” tambahnya.

Lebih lanjut Kadis Kesehatan Ani juga menjelaskan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) merupakan penggerak utama layanan publik yang unggul. Diperlukan SDM yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing tinggi untuk bisa bersaing secara global.

“Salah satu pendekatan strategis dalam pengelolaan SDMK adalah manajemen talenta. Saat ini proses penilaian budaya kerja dan asesmen kompetensi masih banyak dilakukan secara manual. Di sinilah peran Artificial Intelligence (AI) menjadi sangat relevan dan strategis untuk melakukan pengukuran budaya kerja dan kompetensi pegawai secara otomatis, terukur, dan berbasis data” ungkapnya.

Menutup sambutannya, Ani mengajak semua pihak yang hadir untuk dapat memanfaatkan forum Rakerkesda ini dengan sebaik-baiknya sebagai wahana untuk berdiskusi dengan terbuka, berpikir strategis, dan menghasilkan rencana aksi yang konkrit, terukur, dan berkelanjutan.

“Saya berharap kita terus memiliki komitmen semangat untuk terus meningkatkan layanan kita. Mari kita satukan tekad, energi, dan kolaborasi kita untuk menghubungkan berbagai dimensi kesehatan menuju Jakarta sebagai kota global yang sehat dan maju” tutupnya.

Dalam Rakerkesda ini juga terdapat diskusi yang dimoderatori oleh Sekretaris Dinas Kesehatan DKI Jakarta Nuniek Ria Sundari yang yang bahwa Jakarta saat ini sedang berada dalam masa transisi menuju status kota global, dan hal ini harus ditopang dengan sistem kesehatan yang solid, inklusif, dan adaptif. Diskusi ini juga mengundang beberapa narasumber diantaranya Fernando Surya dari MUFIT Indonesia yang membuka sesi dengan membahas rekayasa sosial sebagai pendekatan untuk mengubah perilaku masyarakat menuju gaya hidup sehat. Selanjutnya Shirley Santoso, Senior Partner di Kearney, dengan paparan bertema Pelayanan Kesehatan yang Inklusif Menuju Jakarta Kota Global dan Putri Pamila dari ACT Consulting menutup sesi dengan topik Pemanfaatan AI dalam Pengelolaan SDM Berdaya Saing Global.

Kemudian kegiatan Rakerkesda ini dilanjutkan dengan diskusi yang terbagi dalam 5 kelompok yang membahas mengenai meningkatkan kesiapan SDMK menuju layanan kesehatan berkualitas global Diskusi ini menghasilkan rekomendasi utama berupa Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk membantu menilai kesesuaian antara kompetensi, potensi, dan budaya kerja dalam proses pemetaan pegawai. Diskusi kedua adalah penguatan STBM menuju Jakarta Bebas BABS. Hasil diskusi menyimpulkan bahwa penguatan komitmen dari pemangku wilayah, Peningkatan edukasi dan kesadaran masyarakat serta Penguatan kapasitas kader kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam mengatasi tantangan sanitasi ini.

Selanjutnya diskusi ketiga yaitu Bebas Penyakit Menular (TB) Diskusi ini mempertegas bahwa pendekatan multi-sektor dan kolaboratif menjadi kunci dalam percepatan eliminasi TBC mulai dari intervensi berbasis masyarakat seperti Kampung Siaga TB, integrasi edukasi TBC di dunia pendidikan, skrining massal di lingkungan kerja, hingga kampanye persuasif berskala besar untuk mengurangi stigma terhadap para penyintas.

Diskusi keempat membahas Membangun Kepercayaan Layanan RSUD. Diskusi ini menyoroti bahwa pemenuhan standar layanan RSUD tidak bisa dilakukan secara parsial. Perlu pendekatan menyeluruh yang mencakup regulasi dari pusat dan daerah, kesiapan sumber daya manusia dan alat kesehatan, sistem pembiayaan yang berkelanjutan, serta tata kelola rumah sakit baik dari sisi klinis maupun manajerial. Tak kalah penting, kolaborasi erat dengan seluruh pemangku kepentingan, baik dari unsur pemerintah maupun swasta, menjadi elemen kunci dalam transformasi layanan RSUD. Upaya ini diharapkan menjadi pijakan kuat untuk menghadirkan RSUD yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga semakin dipercaya dan diandalkan oleh masyarakat Jakarta.

Diskusi kelima membahas mengenai Pengembangan Public Health: Penguatan Layanan Primer serta Upaya Promotif dan Preventif. Diskusi ini terbagi dalam dua sub-tema: Sub-tema pertama “Mendorong Optimalisasi Kampanye Hidup Sehat” yang merekomendasikan perlunya kampanye hidup sehat yang berkelanjutan, interaktif, relevan dengan tren masyarakat, dan memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal. Kampanye yang efektif tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga mengajak masyarakat terlibat aktif dalam perubahan perilaku hidup sehat. Sub-tema kedua “Penguatan Upaya Promotif dan Preventif dalam Tatanan Perkotaan” yang merekomendasikan bahwa penguatan kesehatan masyarakat perlu dimulai dari pelayanan berbasis komunitas, didukung oleh pembangunan yang berwawasan kesehatan, serta peningkatan kualitas layanan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir. Selain itu, pengembangan layanan telemedicine dan teknologi kesehatan juga menjadi prioritas untuk menjawab tantangan pelayanan. Kedua sub kelompok ini menyuarakan hal yang sama yaitu kesehatan masyarakat harus dimulai dari pencegahan yang kuat dan layanan primer yang merata. [AA/WP]

Kembali

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jl. Kesehatan No 10
Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
DKI Jakarta 10160

    Kontak

  • +62213451338
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    +62 822-1388-8006 (Hotline)
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    dinkes@jakarta.go.id

Media Sosial

   Sitemap