blog-img-10

Keterangan : Kenali Gejala Umum, Penyebab dan Tips Mencegah Stunting

Posted by : Administrator

Kenali Gejala Umum, Penyebab dan Tips Mencegah Stunting

Stunting merupakan kondisi keterlambatan pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Sedangkan World Health Organization (WHO) mendefinisikan bahwa stunting adalah kondisi yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari standar usia. 

Stunting merupakan dampak dari kekurangan asupan nutrisi yang kronis atau dalam jangka panjang, dan biasanya erat dengan kemiskinan, kekurangan nutrisi dan kesehatan ibu hamil yang buruk, sakit dan infeksi yang berulang-ulang, serta kurangnya perhatian terhadap kesehatan anak secara menyeluruh di usia pertumbuhan, baik dalam lingkup fisik maupun sosial.

Masalah stunting dialami oleh ratusan juta anak-anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara miskin. Kekurangan asupan nutrisi di masa-masa pertumbuhan dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan fisik maupun mental anak, termasuk gangguan fungsi kognitif, sistem kekebalan tubuh yang lemah, serta meningkatnya risiko penyakit kronis. 

Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menyatakan prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di 2022. Berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, Kemenkes RI memilikli target untuk penurunan stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen.

Apakah semua balita pendek itu pasti stunting?

Perlu diketahui bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak, tetapi anak yang stunting pasti pendek. Adapun dampak stunting bagi kesehatan anak antara lain:

1. keterlambatan pertumbuhan seperti berat lahir rendah, kurus, pendek dan kecil,

2. perkembangan kemampuan fisik dan gerak serta fungsi otak terhambat,

3. Saat dewasa anak stunting berisiko lebih besar terkena penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke dan penyakit jantung.

 

Gejala Stunting

Stunting adalah kondisi yang berkembang seiring waktu, dan tanda-tanda serta gejalanya mungkin tidak selalu terlihat jelas pada anak yang mengalami stunting. Beberapa tanda dan gejala stunting yang mungkin dapat dikenali meliputi:

a) Pertumbuhan Fisik Terhambat: Anak yang mengalami stunting akan memiliki tinggi badan yang lebih pendek daripada anak-anak sebaya mereka. Mereka juga mungkin memiliki berat badan yang lebih rendah untuk usia mereka.

b) Berat Badan yang Kurang: Anak-anak yang mengalami stunting seringkali memiliki berat badan yang kurang normal untuk usia mereka. Mereka mungkin terlihat lebih kurus daripada anak-anak sebaya mereka.

c) Keterlambatan Perkembangan Motorik: Stunting dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak, seperti kemampuan berjalan dan bergerak.

d) Keterlambatan Perkembangan Kognitif: Anak-anak yang mengalami stunting mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif, seperti kemampuan belajar, berbicara, dan berpikir.

e) Risiko Tinggi Terhadap Infeksi: Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit lainnya karena sistem kekebalan tubuh mereka dapat terpengaruh oleh kekurangan gizi.

f) Masalah Kesehatan Lainnya: Stunting dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti gangguan pencernaan, anemia, dan masalah perkembangan tulang.

 

Penyebab stunting

Stunting memiliki banyak penyebab yang kompleks, dan seringkali penyebabnya saling terkait. Beberapa penyebab utama stunting meliputi:

- Faktor sosio-ekonomi (kemiskinan)

- Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan untuk bayi dan balita (kecukupan ASI)

- Penelantaran 

- Ketersediaan bahan makanan

- Alergi susu

- Kelainan metabolisme bawaan 

- Infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk (diare kronis) dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (Tuberculosis/TBC, difteri, pertussis, dan campak)

 

Tips untuk Mencegah Stunting

Mencegah anak terkena stunting melibatkan serangkaian tindakan yang tentunya melibatkan pemberian asupan gizi yang baik, perawatan kesehatan, dan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah stunting:

1. Saat masa remaja: bagi remaja putri, rutin untuk melakukan skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.

2. Saat masa kehamilan: bagi wanita yang sedang hamil, cek kehamilan ke fasilitas dan layanan kesehatan minimal 6 kali (2 kali pemeriksaan USG) dan penuhi makan makanan yang bergizi seimbang kaya protein hewani

3. Saat balita

- Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD): Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif. Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau ke posyandu dan Puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

- Imunisasi: Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit

- ASI Eksklusif: Berikan ASI Ekslusif sampai anak berusia 6 (enam) bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.

- Pemantauan tumbuh kembang

4. Gaya Hidup Bersih dan Sehat: Terapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, buang air besar di jamban, sanitasi sehat dan lain sebagainya.

Sobat sehat, stunting itu tidak hanya berimbas pada kesehatan anak, tetapi juga masa depan mereka sebagai generasi yang berkualitas. Dengan adanya kondisi stunting, dapat mengancam kemampuan mereka untuk belajar jadi lebih terbatas. Stunting menjadi masalah rumit yang membutuhkan pendekatan menyeluruh yang meliputi pendidikan, layanan kesehatan, hingga kebijakan publik yang mengidentifikasi penyebab-penyebab stunting yang tidak tampak.

 

Referensi:

World Health Organization (WHO)

Kementerian Kesehatan RI

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230125/3142280/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2483/stunting-dan-pencegahannya

Kembali

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jl. Kesehatan No 10
Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
DKI Jakarta 10160

    Kontak

  • +62213451338
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    +62 822-1388-8006 (Hotline)
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    dinkes@jakarta.go.id

Media Sosial

   Sitemap