blog-img-10

Keterangan : Berpuasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Posted by : Administrator

Berpuasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Kehamilan  merupakan  kondisi  khusus  yang  hanya  dihadapi  oleh  perempuan. Banyak perubahan yang terjadi selama kehamilan berlangsung, baik dari psikis maupun fisik. Menurut penelitian yang berjudul Puasa pada Wanita Hamil dan Menyusui (UMI Medical Journal, 2020), perempuan muslim yang tidak diharuskan berpuasa adalah perempuan hamil dalam kelanjutan kehamilannya berbahaya bagi diri dan janinnya, mereka yang menyusui, mereka yang haid, dan perempuan yang berada dalam nifas. 

Islam telah memberikan banyak kemudahan bagi ibu hamil dan menyusui karena kondisi mereka yang apabila berpuasa, maka akan merugikan dirinya dan janin ataupun anaknya. Sehingga hukum yang mengatur akan  hal  tersebut  tidak  mewajibkan  seorang  ibu  hamil  dan  menyusui  untuk  berpuasa  dan  menggantinya  dengan berpuasa di hari lain ataupun membayar fidyah. Lalu, bagaimana tinjauan dari segi kesehatan?

Menurut jurnal The effect of Ramadan fasting during pregnancy on perinatal outcomes: a systematic review and meta-analysis, BMC Pregnancy and Childbirth (2018), periode aman berpuasa bagi wanita hamil pada trisemester 1 dan 2 (di 4-6 bulan) dan kemudian tergantung pada kesehatan wanita hamil serta ada izin dan pengawasan dari dokter kandungan. Mengapa perlu pengawasan dokter kandungan? Karena apabila ibu hamil kekurangan nutrisi dapat menyebabkan efek negatif seperti anemia, abortus, partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. 

Tidak hanya itu, makanan yang dikonsumsi secara berlebihan juga dapat menyebabkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsia, janin besar, dan sebagainya. Untuk itu, penting kiranya ibu hamil mengetahui zat-zat apa saja yang memang diperlukan dalam kondisi ibu hamil seperti di antaranya protein, karbohidrat, zat lemak, mineral atau bermacam-macam garam; terutama kalsium, fosfor, dan zat besi (Fe), vitamin dan air.

Berpuasa bagi ibu hamil dan menyusui sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan rekomendasi dokter. Meskipun puasa merupakan kewajiban bagi umat muslim, namun ada beberapa kondisi kesehatan yang memerlukan pengecualian atau dispensasi dalam berpuasa, termasuk pada ibu hamil dan menyusui. 

Namun, jika ibu hamil dan menyusui tetap ingin berpuasa, maka sebaiknya melakukan dengan hati-hati dan memperhatikan beberapa hal, seperti:

1. Asupan makanan dan minuman saat berbuka dan sahur, sehingga diusahakan untuk selalu memenuhi kebutuhan gizi yang cukup.

2. Mengurangi atau bila perlu menghindari berbagai makanan yang mengandung kafein, gorengan, dan makanan berlemak, serta memilih makanan yang lebih sehat dan bergizi tinggi.

3. Minum air yang cukup pada malam dan pagi hari untuk menghindari dehidrasi ketika seharian berpuasa.

4. Istirahat cukup dan mengurangi aktivitas yang terlalu berat untuk menjaga kesehatan tubuh bayi.

Sebaiknya, untuk ibu hamil dan menyusui selalu memperhatikan kesehatan diri dan bayi yang dikandung atau disusui dengan baik. Apabila ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan, seperti mual berlebihan, pusing, sakit kepala, atau lainnya, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Asupan Makanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Ibu hamil dan menyusui memiliki kebutuhan gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa lainnya. Jika tidak memenuhi kebutuhan gizi yang cukup, dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu dan bayi yang dikandung atau disusui. Jika dokter merekomendasikan untuk tidak berpuasa, ibu hamil dan menyusui tetap bisa memperoleh pahala dengan melakukan amal lain seperti membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan lain-lain sesuai syariat islam yang dianjurkan. 

Asupan makanan dan minuman yang baik bagi ibu hamil dan menyusui saat puasa adalah yang cukup mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi yang dikandung atau disusui. Beberapa jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui saat berpuasa antara lain:

Makanan yang kaya protein, makanan ini sangat penting bagi perkembangan janin dan produksi ASI, seperti ikan, daging, telur, dan kacang-kacangan.

Buah-buahan dan sayuran, karena kaya akan serat dan vitamin. Sebaiknya memilih buah-buahan yang tinggi kandungan air contohnya semangka, melon, dan jeruk.

Karbohidrat kompleks, ini akan membantu meningkatkan energi dan memenuhi kebutuhan gizi.di antaranya nasi, roti gandum, kentang, dan pasta.

Minuman yang cukup dan sehat, misalnya air putih, air kelapa, dan jus buah alami.

Menghindari makanan yang tinggi lemak, makanan asin, dan makanan cepat saji yang tinggi kandungan garam dan gula.

Selain itu, ibu hamil dan menyusui juga harus senantiasa memperhatikan ukuran porsi makanan dan jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan masalah pencernaan dan kesehatan lainnya. 

Semoga artikel ini dapat membantu sobat sehat dalam memahami risiko dan manfaat puasa selama Ramadan pada ibu hamil dan menyusui ya. Namun, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memutuskan untuk berpuasa dan mengikuti saran yang diberikan dengan hati-hati.[RH]

Referensi

The effect of Ramadan fasting during pregnancy on perinatal outcomes: a systematic review and meta-analysis, BMC Pregnancy and Childbirth, 2018. Diunduh melalui laman berikut: (https://bmcpregnancychildbirth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12884-018-2048-y)

Nutrition in Pregnancy and Lactation, American College of Obstetricians and Gynecologists, 2018.  Diunduh melalui laman berikut: (https://openoregon.pressbooks.pub/nutritionscience2e/chapter/11a-nutrition-in-pregnancy-and-lactation/)

Implications of Ramadan intermittent fasting on maternal and fetal health and nutritional status: A review, Mediterranean Journal of Nutrition and Metabolism, 2014. Diunduh melalui laman berikut: (https://content.iospress.com/articles/mediterranean-journal-of-nutrition-and-metabolism/mnm011)

Puasa pada Wanita Hamil dan Menyusui, UMI Medical Journal Vol 5 No.1, 2020. Diunduh melalui laman berikut: (https://jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/view/88)

Foto: unsplash.com

Kembali

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Jl. Kesehatan No 10
Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat,
DKI Jakarta 10160

    Kontak

  • +62213451338
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    +62 822-1388-8006 (Hotline)
    (Senin - Kamis 08:00 - 16.00 WIB)
    (Jum'at 08:00 - 16.30)

    dinkes@jakarta.go.id

Media Sosial

   Sitemap